Diawal hari yang indah tergambar jelas sebuah impian. Ingin ku miliki semua tapi aku masih baru memulainya seperti sepotong roti berteman secangkir susu seperti apa aku nanti aku tak akan pernah tau......
Hanya detik ini yang ada didepanku, tak lagi terlihat detik berikutnya mengikutiku. Berhenti mematung memandang tawa dan senyum yang tergantung. Gelap menyelimuti jalan yang akan ku lalui. Hanya sebagai sapu yang rapuh dan telah berlumur lumpur. Tak mampu membersihkan dan hanya menambah kerusakan yang ada. Walau semua tak lagi menaruh sebongkah harapan padaku tapi aku masih mampu berdiri. Melihat hari yang telah ku lalui tanpa keberanian, hari yang terlalu melelahkan, dimana sengat sang mentari begitu tajam dan pundak ini telah terluka.
Mereka tertawa puas menyaksikan aku dalam kematian jiwa, tak berdaya dan teluka dalam lautan. Saat janji telah terucap dari dalam jiwa yang kerdil pasti tak akan pernah ditepati tapi aku mendapat janji dari Yang Maha Tinggi......
Sakit sudah menjadi nyanyian dalam jiwa, duka hanya seperti tarian dan kini aku bahagia bertemu dengan-Nya dalam bait-bait kebangkitan. Tak pernah ku persiapkan pusara diatas bumi ini, karena bumi ini pun akan hancur. Satu pertanyaan dapat menjadi batu penghalang jika aku memiliki dua jawaban.
Yakinkan aku dengan kebenaran yang sesungguhnya.....!!!! Agar Sebongkah Harapan itu tak mencair dan menghilang begitu saja.....!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar